Muka
dua
Malam
itu aku mulai memandang langit yang sepi dengan bintang dan cahaya bulan. Tapi bukan
berarti juga akan mendung di langit hanya ada awan yang cerah, udara sangat
dingin. Aku duduk di teras kos dengan lama memandangi langit sambil menghisap
batang rokok. Aku melihat handphone ku sangat sepi tak ada bunyi. Ku coba otak
atik hp ku ini, seketika aku mulai bosan dengan aktivitas praktek ku di bulan
ke lima ini lama sudah tidak dapat berkumpul dengan kawan dan sahat-sahabat ku.
Aku mulai merindukan akan canda dan tawa seperti dahulu. Aku mulai mencoba
menanyakan kabar melalu pesan elektronik ku kirim hamper ke semua teman-teman
ku. Beberapa balasan aku terima, rinduku sedikit berkurang ternyata masih ada
yang mau balas pesan singkat ku melalu elektronik. Tak lama ada balasan yang
pertama aku tanyakan.
‘’Hai apa kabar
semua??
‘’baik-baik saja’’
Aku : ‘’gmana
sekarang??
X : ‘’ aku lagi di
sebuah tempat H lagi ada acara.
Aku : ‘’ acara
apa? Memang km gak ikut P?
X : ‘’ ada dech
makanya dekatin dosen “
aku : ‘’ ouhh itu
bukan tipe aku, karna itu menurutku nepotisme “”
X : ‘’ini bukan
nepotisme ini kompetisi, anggapan org awam kalu dekat D pasti nepotisme’’
AKU : ‘’ yahh kalu
bukan ituu apa, sukses “”
X : thx….gag semua
yg loe piker sama dengan orang lain.
Hati kecil ku
sebenarnya tak mempermasalahkan dial g ikut apaan namun jawaban itu sedikit
kesal ak menanyakan baik dia jawab seperti aku dia anggap musuh. Tak ku sanagka
padahal aku tak pernah anggap dia seperti musuh, niat ku hanya menanyakan kabar
agar ada komunikasi. Tapi yah menurutku setiap kita dekat D pasti ada maksud
walaukita tidak ada namun pasti ada apa yang di inginkan. Yaps aku juga bukan
orang munafik. Tapi aku tak peduli dia benci atau tidak pada ku…aku positif
saja toh tak ada untungnya bagi ku. Namun hati kecil ku masih kecewa dengan
kata-katanya, tak ku sangaka mereka sekarang cepat berubah. Yahh berubah memang
baik,,,tapi mereka beda menurutku aku kira mereka seperti melihat ku sekarang
adalah musuh di matanya. Haaaa…tapi aku bahagia karana mereka menganggap ku
musuh. Aku senang melawan sesuatu namun aku tak pintar. Aku mau kalu mereka
menantang ku di hadapan ku langsung jangan di belakang ku. Walau aku lemah
namun aku tak takun pada siapa pun. Dia kejam aku sangat lemah namun aku
mencoba melawanya.
Entak apa yang telah terjadi tuk
saat ini pada mereka atau mungkin aku yang salah dalam hal ini. Memamng aku
banyak salah pada mereka namun aku tak mau menjadi orang yang kawan bajingan
dan muka dua. Dimana baik jika dihadapan namun menusuk di belakang. Aku selalu
berusaha membantu sebisa ku, bukan aku pamrih sedikit pun aku tak merasa ingin timbal
balik namun aku ingin mencari kawan yang benar dapat menerima aku apa adanya……!!
Ternyata kau salah dalam menilai seseorang.
Aku sudah memutuskan untuk diam saja
walau aku benar dan salah. Bagi ku tuhan tau apa yang mereka lakukan. Walau pun
ada dampak negative bagi ku. Namun akan kau atasi aku tak boleh lari dari
kenyataan hidup. Entah apa yang mereka alami hingga saat ini aku sangat sayang
atas terjadi, akusedikit emosi karna haal ini terjadi. Namun aku tak bisa
apa-apa . ingin rasanya ku habisi mereka,,namun aku sadar itu dosa. Tuhan sadarkan
lah aku tuhan yang bodoh ini, lindungi lah hamba dan sabarkan lah hati hamba
ini. Aku mulai gila lagi saat ini aku suka hidup ku yang gila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar