Kamis, 06 Juni 2013

muka dua

Muka dua
Malam itu aku mulai memandang langit yang sepi dengan bintang dan cahaya bulan. Tapi bukan berarti juga akan mendung di langit hanya ada awan yang cerah, udara sangat dingin. Aku duduk di teras kos dengan lama memandangi langit sambil menghisap batang rokok. Aku melihat handphone ku sangat sepi tak ada bunyi. Ku coba otak atik hp ku ini, seketika aku mulai bosan dengan aktivitas praktek ku di bulan ke lima ini lama sudah tidak dapat berkumpul dengan kawan dan sahat-sahabat ku. Aku mulai merindukan akan canda dan tawa seperti dahulu. Aku mulai mencoba menanyakan kabar melalu pesan elektronik ku kirim hamper ke semua teman-teman ku. Beberapa balasan aku terima, rinduku sedikit berkurang ternyata masih ada yang mau balas pesan singkat ku melalu elektronik. Tak lama ada balasan yang pertama aku tanyakan.
‘’Hai apa kabar semua??
‘’baik-baik saja’’
Aku : ‘’gmana sekarang??
X : ‘’ aku lagi di sebuah  tempat H lagi ada acara.
Aku : ‘’ acara apa? Memang km gak ikut P?
X : ‘’ ada dech makanya dekatin dosen “
aku : ‘’ ouhh itu bukan tipe aku, karna itu menurutku nepotisme “”
X : ‘’ini bukan nepotisme ini kompetisi, anggapan org awam kalu dekat D pasti nepotisme’’
AKU : ‘’ yahh kalu bukan ituu apa, sukses “”
X : thx….gag semua yg loe piker sama dengan orang lain.
Hati kecil ku sebenarnya tak mempermasalahkan dial g ikut apaan namun jawaban itu sedikit kesal ak menanyakan baik dia jawab seperti aku dia anggap musuh. Tak ku sanagka padahal aku tak pernah anggap dia seperti musuh, niat ku hanya menanyakan kabar agar ada komunikasi. Tapi yah menurutku setiap kita dekat D pasti ada maksud walaukita tidak ada namun pasti ada apa yang di inginkan. Yaps aku juga bukan orang munafik. Tapi aku tak peduli dia benci atau tidak pada ku…aku positif saja toh tak ada untungnya bagi ku. Namun hati kecil ku masih kecewa dengan kata-katanya, tak ku sangaka mereka sekarang cepat berubah. Yahh berubah memang baik,,,tapi mereka beda menurutku aku kira mereka seperti melihat ku sekarang adalah musuh di matanya. Haaaa…tapi aku bahagia karana mereka menganggap ku musuh. Aku senang melawan sesuatu namun aku tak pintar. Aku mau kalu mereka menantang ku di hadapan ku langsung jangan di belakang ku. Walau aku lemah namun aku tak takun pada siapa pun. Dia kejam aku sangat lemah namun aku mencoba melawanya.
            Entak apa yang telah terjadi tuk saat ini pada mereka atau mungkin aku yang salah dalam hal ini. Memamng aku banyak salah pada mereka namun aku tak mau menjadi orang yang kawan bajingan dan muka dua. Dimana baik jika dihadapan namun menusuk di belakang. Aku selalu berusaha membantu sebisa ku, bukan aku pamrih sedikit pun aku tak merasa ingin timbal balik namun aku ingin mencari kawan yang benar dapat menerima aku apa adanya……!! Ternyata kau salah dalam menilai seseorang.
            Aku sudah memutuskan untuk diam saja walau aku benar dan salah. Bagi ku tuhan tau apa yang mereka lakukan. Walau pun ada dampak negative bagi ku. Namun akan kau atasi aku tak boleh lari dari kenyataan hidup. Entah apa yang mereka alami hingga saat ini aku sangat sayang atas terjadi, akusedikit emosi karna haal ini terjadi. Namun aku tak bisa apa-apa . ingin rasanya ku habisi mereka,,namun aku sadar itu dosa. Tuhan sadarkan lah aku tuhan yang bodoh ini, lindungi lah hamba dan sabarkan lah hati hamba ini. Aku mulai gila lagi saat ini aku suka hidup ku yang gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Physiotherapy management for COVID-19 in the acute hospital setting: clinical practice recommendations

Journal of Physiotherapy - (2020) - – - j o u r n a l h o m e p a g e : w w w. e l s ev i e r. c o m / l o c a t e / ...